Minggu, 22 Februari 2015

Tren Mobil Putih Terus Mendunia

Pennsylvania, KompasOtomotif – Warna putih masih menjadi tren mendunia. Data “Annual Automotive Color Popularity 2014” milik manufaktur pemasok cat global asal Amerika Serikat PPG Industries mengungkapkan, warna putih masih terpopuler dan terus berkembang dari tahun lalu.

Secara global di tahun ini, warna putih mendominasi hingga 28 persen atau naik tiga persen dari 2013. Diikuti hitam 18 persen kemudian abu-abu dan perak di posisi ketiga dengan masing-masing 13 persen. Statistik ini didapat dari data produksi mobil di seluruh dunia pada 2014. PPG juga mengatakan warna abu-abu semakin ditinggalkan, total menurun 7 persen sejak dua tahun lalu.

Dari sumber data yang sama, khusus untuk Asia Pasific popularitas warna putih mencapai 31 persen, hitam 20 persen, dan perak 12 persen.

“Manufaktur mobil di seluruh dunia terus mencari cara baru menciptakan penampilan unik pada model dan citra perusahaan. Karena pemilihan warna dilakukan dua atau tiga tahun sebelumnya pada model, sangat penting buat pabrikan menggabungkan popularitas warna dengan tren konsumen global,” ujar Jane E. Harrington, PPG manager, color styling, automotive OEM (original equipment manufacturer) coatings.

Lantas kenapa warna putih yang paling banyak dipilih konsumen? Sebagian alasannya karena kebanyakan pembeli tidak ingin warna terang pada mobil mereka, selain itu ada anggapan warna putih lebih punya cita rasa dan tak lekang waktu.
Read More

Mana Lebih Hemat, Premium atau Pertamax?

KompasOtomotif - Kenaikan BBM bersubsidi beberapa waktu lalu (17/11/2014) memberikan berbagai respon positif maupun negatif dari masyarakat. Harga premium naik Rp 2.000 dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 per liter dan berlaku sejak 18 November 2014. Kini, selisih harga Premium dengan Pertamax tidak begitu jauh, hanya terpaut Rp 1.700. Lalu, manakah yang lebih baik digunakan, Pertamax dan Premium?

Sebenarnya, nilai oktan RON 88 atau Premium kurang direkomendasikan pada mesin mobil dengan teknologi yang sudah maju dan memiliki kompresi tinggi. Penggunaan bensin dengan nilai oktan di bawah RON 90 dapat memberikan efek samping. Antara lain di ruang bakar dan piston yang dikotori kerak sisa pembakaran, serta kotoran menumpuk di oksigen sensor dan catalytic converter di saluran knalpot.

Bahan bakar tepat Untuk

Mobil yang telah dilengkapi dengan beragam teknologi canggih seperti katup variabel atau sistem injeksi, membutuhkan bahan bakar dengan oktan tinggi dan fungsi detergensi yang baik. Untuk itu, pemilihan bahan bakar yang tepat perlu dilakukan. Bahan bakar yang tepat membuat proses peledakan di ruang mesin lebih sempurna sehingga mesin mampu bekerja efisien.

Aplikasi bahan bakar berkualitas tinggi seperti Pertamax membuat pembakaran mesin menjadi lebih sempurna, karena Pertamax dibekali sejumlah teknologi tinggi.

Pertamax mengandung detergency yang berfungsi membersihkan ruang mesin dan klep di ruang bakar. Untuk menjaga kemurnian BBM terhadap air, Pertamax juga memiliki kandungan aditif Demusifier yang bersifat ‘keep clean and clean up’. Zat aditif ini berfungsi menyempurnakan proses kimia dalam pembakaran, membersihkan mesin dari semua timbunan kotoran mencegah korosi pada saluran dan tangki bensin serta meningkatkan kinerja mesin.

Fungsi deterjen dari aditif pada bbm non subsidi, membuat pembakaran kian sempurna dan mesin selalu prima. Efek buruk dari kondensasi pun dapat diminimalisir. Pertamax juga memiliki Corrotion Inhibitor yang dapat mencegah karat di jalur bahan bakar dan tangki bensin. Performa mobil Anda tidak perlu diragukan lagi.  

Lebih hemat

Jarak tempuh menggunakan premium dan Pertamax tentu memiliki perbedaan. Pemakaian RON 92 atau pertamax konsumsi BBM bisa lebih hemat sekitar 2 kpl.

Penggunaan BBM bersubsidi justru memberikan dampak negatif untuk jangka panjang. Selain performa mesin menurun hingga menyebabkan bahan bakar menjadi lebih boros, efeknya akan terasa saat melaksanakan servis sebesar 40.000 km. Penggantian oli/pelumas seluruh, tune up, pembersihan ruang bakar, kuras radiator dan minyak rem yang dapat menghabiskan biaya hingga Rp 1 juta lebih. Biaya servis akan mengalami pembengkakkan karena harus membersihkan dan memperbaiki bagian tersebut.

Jadi, hemat mana antara Premium dan Pertamax? Jika dikalkulasikan, biaya pemakaian Pertamax lebih hemat bila dibandingkan dengan pemakaian premium.
Konten ini adalah kerjasama Kompas.com dengan Pertamina
Read More